Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

1 Suro Suwung Ing Rogo


"Suwung" secara harfiah sih artinya kosong. "Suwung" dalam konteks Jawa justru ada dalam posisi "penuh", penuh pengendalian diri dan kenal dirinya sendiri. Semakin merasa paling tahu, semakin jauh dari paham. Semakin merasa paling kenal, semakin asing kita sesungguhnya. 

Layaknya membaca Bumi Nusantara. Yang begitu hidup, begitu tangguh, begitu kokoh tak diragukan. Begitu penuh keajaiban yang sulit dipahami dg senarai data. Anomali tinggi.  Tundukkan kepala, lembutkan hati dan mau membuka telinga untuk mendengar Cerita Nusantara.  

Tugas kita hanya sekedar menjalani langkah baru yang hadir seiring matahari terbit. Setiap nafas, setiap langkah, setiap ucapan dan setiap tindakan dilakukan dengan penuh kesadaran menjadikan dirinya merdeka dalam hakekat hidup.

Nah, dlm keseharian, sering kita ketemu orang yang disebut ndableg, sombong, koplak, egois, keras kepala, tidak punya rencana, tidak punya visi. KOPPIG!

Manusia SUWUNG, tahu secara pasti peran dirinya dalam kehidupan. Ya keluarganya, masyarakatnya, bangsanya, negaranya dan juga tugasnya dari Sang Pemilik Hidup. Tapi tidak sok tahu dan sibuk mengambil peran Tuhan. 

Dia mampu menempatkan dirinya secara tepat. Dia menjalin komunikasi yang intens dengan diri sendiri, dengan manusia, tumbuhan, dan hewan, dengan semesta, dan juga dengan yang Maha Kuasa. Kekosongan ini membuat dia mampu mengendalikan nafsu, keinginan, dan hasrat ragawi manusia. 

Manusia SUWUNG jenis ini seperti seorang petapa yang proaktif. Jumlahnya? Walaaah, jauh lebih langka daripada harimau sumatera. Pertapaannya tidak dilakukan di gunung tinggi, belantara sunyi, atau di gua yang dalam, tetapi di jagad raya yang hiruk-pikuk ini.  Dirinya berada dalam kekosongan yang berisi, bahkan meluap dengan buah-buah kebajikan dan pelayanan yang nyata kepada sesama. Sehingga dia cenderung tidak peduli dengan hal-hal yang sifatnya keduniawian. 

Kalau secara teori maslow, dia sudah pada puncak tertinggi. Bahkan aktualisasi diri pun sudah lewat, apa yang bisa kuberi? apa yang bisa kubantu? apa yang harus kulakukan untuk membuat lebih baik? Begitu mungkin kondisi berpikirnya. Gak perlu jaim-jaiman lagi.   KERJA KERJA KERJA. sepi ing pamrih rame ing gawe. 

Ah. andai kita semua siap merasa SUWUNG. Berserah dan ikhlas. Tidak menerima, tidak menolak. Tidak suka, tidak benci. Tidak berani, tidak takut. Tidak bahagia, tidak sedih. Tidak milik, tidak hilang. Appreciate everything, expect nothing. Even it's only small things. Pasrah pada kehidupan, dia memiliki ritme sendiri. Tugas kita hanya BERGERAK seiring dengan ritme kehidupan. Karena ALAM IKU SEJATINING GURU ( alam adalah guru yang sejati). Tidak akan membenci walau disakiti. Tidak akan terbuai walau senantiasa dipuji

Sumber artikel group paguyupan sugeng ( Sugeng Sanyoto)

Posting Komentar untuk "1 Suro Suwung Ing Rogo"